Curahan Hati Si Kupu-Kupu Malam

Dikeheningan malam.....
Ia menghabiskan hari-harinya di rumah rumah pelacuran Bergincu tebal bertopeng perih
Berdiri termangu di bawah lampu lampu pinggirin jalan
Menjual tubuhnya demi sesuap nasi yang dihiasi oleh airmata dan darah
Menyerukan gairah
Menawarkan birahi
Menjual harga diri
Pada raga-raga yang penat oleh debu-debu kota

Dikesunyian malam....
Saat jiwa-jiwa kotor gentangan
Ia meneguk anggur yang mabuk bencana dan kepedihan
Membisikan sari surga diawali oleh rayuan- rayuan histeris
Matanya yang sarat nestapa memandang ke arah mata- mata jalang seolah minta
persetujuan
Mengganguk dengan anggunnya
Menggelayut dengan manjanya
Kecemerlangan matanya membangkitkan gejolak jiwa
Kemanisan mulutnya membangunkan hasrat-hasrat yang sedang tertidur
Dikegelapan malam.....

Ketika jiwa berlomba menggapai mimpi
Ia seperti seorang yang telah menemukan cinta
Tidak menyadari pada saat itu hanya kebebasan birahi yang bergerak
Seperti angan yang mengambang di atas penciptaan dunia
Citarasa yang hanya melahirkan penyesalan yang dalam
Merebahkan asa karena kelelahan melewati jalan keinginan
Hatinya berselimut hantu hantu ketakutan dan keputusasaan

Disaat malam....
Masihkah ada cinta?
Masihkan rasa itu miliknya?
Akankah cinta mengangkatnya dari dunia kehinaan
Dan ketika Ia meminta sayap-sayapmu merangkulnya
Akan terlukakah Ia dengan kuku pencengkraman yang ada di balik sayapmu?

Ketika malam....
Birahi terkuras tuntas
Ia lelah berkepanjangan
Dengkuran nafas pramuria yang tertidur terdengar terengah-engah
Dahinya berkerut dalam pengharapan
"Cinta.... Alangkah kejamnya kehidupan ini"